Sunday 28 September 2014

Langit Timur Di Pagi Hari

Naya berjalan menyusuri koridor sekolah, masih sepi seperti biasanya. Naya adalah ketua kelas, dia selalu datang lebih cepat dari teman-temanya. Naya sampai dikelas, duduk dikursinya, tepat disamping jendela. Ia melihat keluar jendela, tersenyum. Ia mempunyai alasan khusus memilih tempat itu. Dari bangkunya ia dapat melihat langit timur dipagi hari. Ya, Naya sangat suka langit timur dipagi hari, menurut Naya langit timur dipagi hari itu sangat indah, dan juga mengingatkanya pada seseorang. Seseorang yang sama indahnya dengan langit timur dipagi hari.

Naya mengeluarkan alat pemutar musiknya, dan mengeluarkan buku beserta alat tulisnya. Naya melakukan aktifitasnya setiap kali ia sampai dikelas yang sudah menjadi kebiasaan, merangkum apa yang ia pelajari semalam untuk pelajaran hari ini.

Naya terlalu fokus dengan bukunya sampai-sampai ia tidak menyadari ada seseorang yang sengaja memperlambat langkahnya ketika ia melewati kelas Naya. Hanya untuk melihat, hanya melihatnya sudah lebih dari cukup.

Rai.

Namanya Rai.
Naya terlalu fokus dengan bukunya sampai ia tidak menyadari ada yang datang. Ia terkejut saat seseorang menaruh sekotak susu dimejanya. 
Ia melepaskan earphonenya dan tersenyum menemukan siapa yang memberikanya sekotak susu tersebut.

Makasih” naya berterimakasih. 

Sipemberi kotak susu tidak menjawab. 
Naya menyobek kotak susu tersebut dan meminumnya.

Angin apa yang ngebuka pikiran lo sampe ngebuat lo dateng sepagi ini?” Naya menyindir. 

Ken mendesis. Ken, sahabatnya dari sejak kecil. 
Terkenal dikalangan murid perempuan sekolah ini dengan predikat The Cold Prince. 
Pendiam, cuek, pemalas, Ken selalu mengerjakan tugas dekat dengan dead-line namun selalu berhasil meraih 10 besar dikelas.

Kemarin kayaknya ada yang dikasih coklat tuh sama dedek gemes” canda Naya.

Apaansih nay...

Hahaha diterima gak cokelatnya?”

Enggak

Ih, lo besok-besok kalo dapet cokelat terima ajalah, terus buat gue!”

“lo kalo mau cokelat nanti gue beliin”

“bener ya??”

“menurut lo??”

“Ah, ga percaya lah gue sama lo”

“Nah, yaudah”

Naya dan Ken tertawa. Tawa mereka terhenti saat seseorang mengetuk pintu kelas.

Rai.

Naya hampir lupa bernafas, sangking terkejutnya. 
Mata Rai yang teduh melihat tepat ke mata Naya. 
Mata itu, mata yang selalu Naya hindari, namun selalu Naya cari.

Naya, dipanggil sama Pak Yas dikantor” kata Rai.

6 kata namun berhasil membuat kupu-kupu diperut Naya bertebangan.

Oh, iya. Makasih” Rai mengangguk lalu pergi. 
Setelah Rai hilang dari pandangan baru Naya bisa bernafas normal.

“Pagi-pagi udah dapet rejeki aja, Alhamdulillah” ucap Naya menggeleng-gelengkan kepala sambil beranjak menuju kantor dari kursinya. 

Ken tertawa kecil.
Ken menelungkupkan palanya ke meja. 
Tatapan mata Naya saat Rai datang tadi terputar dibenaknya. 
Ntah mengapa, tatapan mata Naya itu membuat Ken kesal. 
Ken hanya bisa menggerutu dalam hati.
Hari semakin siang, dan anak-anak mulai berdatangan.
Vanni terkejut saat melihat Ken sudah berada dibangkunya.

Widih Ken??? Kesambet apaan udah dateng jam segini??”

“Gatau, gue juga nyesel kenapa dateng pagi”

Ken tahu, sahabat kesayanganya itu menyimpan rasa kepada Rai.
Sudah lama Ken tahu, jauh sebelum Naya memberitahunya sendiri.
Bagaimana Ken tidak tahu, ia selalu memperhatikan Naya. 
Tanpa Naya memberi tahu sesuatu Ken sudah tahu.

Bel berbunyi, waktunya Istirahat.

Lo tau gak sih tadi????” tiba-tiba Naya membalikan tubuhnya

“Apa?” Ken tahu, Naya pasti ingin bercerita tentang....

Tadi pas diruang guru.... Masya Allah ntar dulu ya orangnya liwat”

Benar dugaan Ken,
Rai.

Dan lagi, mata Rai dan Naya bertemu. 
Waktu terasa berjalan begitu lambat ketika mata mereka bertemu.

Ya Allah, jika ia jodohku maka pertemukanlah” Ucap Naya.

Nay, nay... mau sampai kapan lo ngeliatin mulu? Nanti diambil orang aja” Ucap Vanni.

Kalo kata Afgan itu Jodoh Pasti Bertemu van” bela Naya.

Ah Afgan mulu lo mah bosen, coba dong take first action duluan!” Vanni gemas dengan Naya, Vanni sudah menawarkan bantuan kepadanya agar bisa lebih kenal dengan Rai, namun ditolaknya.

Sekata-kata, dikira gampang” Naya kesal.

Ya lagian lo minder duluan, belom juga nyoba

Males lah van, bakal percuma juga kayaknya. Siapalah gue ini? Hanya sebutir pasir dipantai. Sudahlah kalo kata Tulus, Mengaggumimu Dari Jauh. Terus kalo kata Afgan Jodoh Pasti Bertemu

Gak ada yang lain apa alesanya, bosen nay

Naya mengeluarkan handphone nya dan

“Ada kok, nih ya gue ambil dari kisahnya Ali dan Fatimah, ‘Dan akhirnya dua tali kekaguman yang tak tersampaikan antara Ali dan Fatimah itupun mampu terlilitkan dengan kuat dan rapi. Siapa yang mengikatnya? Bukan orang tuamu, bukan sahabatmu dan memang bukan manusia yang melilitkanya. Tetapi Allah lah yang melilitkan ikatan cinta suci itu. Inilah kisah kesabaran dan ketegaran Ali, kawan. Kisah ini terus menjadi inspirasi untuk setiap insan beriman yang ingin menjaga hatinya. Betapapun kamu kagum kepada seseorang, Allah pasti tau itu. Maka izinkanlah hatimu untuk menjaganya, kawan’ begitu katanya”

“Iya kalo Rai juga suka sama lo nay” Canda Vanni. 

Ken tertawa dan mengacak-acak kepala Naya dan pergi keluar kelas. 
Naya hanya bisa cemberut.

Kisah yang diceritakan Naya tadi membuat Ken tersenyum mengerti. 

'Betapapun kamu kagum kepada seseorang, Allah pasti tau itu. Maka izinkanlah hatimu untuk menjaganya, kawan’.
Mulai saat itu, Ken bertekad untuk menjaga perasaanya. 
Seperti yang Naya sering katakana ‘Kalo kata Afgan Jodoh Pasti Bertemu’.





Hari pun silih berganti, namun perasaan Naya tidak berganti. 
Begitu pula Ken. 
Kegaguman Naya pun semakin menjadi. 
Sampai-sampai Rai pun tahu bahwa Naya mengaguminya. 
Namun Rai tidak berbuat apa-apa. 
Naya pun juga tidak melakukan apa-apa, Naya tetap menjaga perasaanya itu. Karena Naya fikir itulah yang terbaik. 
Namun, semakin sering Naya dan Rai saling pandang, seperti mereka menyampaikan sesuatu kesatu sama lain.

Saat perpisahan sekolah. Naya dan Ken berdiri bersebelahan.
Naya tertangkap basah sedang memandangi Rai yang berada  di beberapa baris didepan mereka.

 “Nay, udah mau lulus nih” Ken menyenggol lengan Naya yang telipat didadanya.

"Terus kenapa?” Tanya Naya.

Yang itu gimana?” tunjuk Ken.


Yaudahlah Ken, Jodoh Pasti Bertemu kok”  ucap Naya sambil memandangi postur samping Rai. 

Rai tak sengaja melihat Naya.
Mata mereka bertemu. 
Rai tersenyum, Naya tersenyum mengangguk. 

Dan lagi, waktu serasa diperlambat ketika Rai tersenyum. 

Iya, Jodoh Pasti Bertemu kok Nay.

No comments:

Post a Comment